PUISI “SAGU AMBON”
Karya : W.S. Rendra
Ombak beralun, o, mamae.
Pohon-pohon pala di bukit sakit.
Burung-burung nuri menjerit.
daripada membakar gereja
lebih baik kita bakar sagu saja.
Pohon-pohon
kelapa berdansa.
Gitar dan tifa.
Dan suaraku yang
merdu.
O, ikan,
O, taman karang
yang bercahaya.
O,
saudara-saudaraku,
lihat, mama kita
berjongkok di depan kota yang terbakar.
Tanpa kusadari
laguku jadi sedih, mamae.
Air mata kita menjadi tinta sejarah yang kejam.
Laut sepi tanpa
kapal layar.
Bumi meratap dan
terluka.
Di mana nyanyian
anak-anak sekolah?
Di mana
selendangmu, nonae?
Di dalam api
unggun aku membakar sagu.
Luka saudara
lukaku juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar